Jumat (15/3), Sekelompok pria bersenjata melakukan penembakan menggunakan senjata otomatis di kota Christchurch, Selandia Baru. Menurut keterangan polisi setempat, sejumlah 50 orang menjadi korban, 40 diantaranya meninggal dunia dan sisanya mengalami luka. Adapun korban yang masih hidup berhasil melarikan diri melalui jendela dan pintu. Para korban berhadapan dengan penembak aktif setelah kedua masjid tersebut ditargetkan para penembak.
Pria bersenjata datang ke bagian belakang masjid dan mulai menembaki orang-orang yang ada disana. Ia menggunakan pakaian hitam dengan helm serta membawa senapan mesin. Menurut saksi, Len Paneha, ia melihat seorang lelaki memasuki Masjid An-Noor dan kemudian mendengar puluhan tembakan. Lalu terdengar permintaan tolong dari para jamaah yang berhamburan keluar masjid.
Pria penembak itu melarikan diri sebelum ambulan tiba. Sadisnya, penembak itu melakukan tayangan langsung di akun pribadinya dan mempertontonkan aksi kejamnya di dunia maya. Hingga saat ini, tercatat sudah jutaan orang yang menyimak video tayangan langsung itu. Polisi setempat berupaya untuk menghapus rekaman tersebut dan mendesak agar tautan tersebut tidak dibagikan.
Berdasarkan data sensus tahun 2013, jumlah populasi muslim di wilayah tersebut berjumlah satu persen dari total penduduk. Dugaan sementara, kejadian ini dilatarbelakangi kekhawatiran suatu kaum atas menyebarnya ajaran Islam khususnya di daerah Selandia Baru dan sekitarnya. Menelisik kasus ini, sudah terlihat bahwa tindakan yang dilakukan merupakan tindakan terorisme.
Namun, hingga saat ini belum ada satupun media yang mengklaim kejadian itu sebagai tindakan terorisme. Mayoritas hanya mengatasnamakan pria bersenjata, bukan seorang teroris.
Hingga saat ini pihak berwenang belum menjelaskan skala penembakan itu. Teruntuk para jemaah diwajibkan untuk tetap tinggal di rumah dan tidak mengunjungi masjid manapun di wilayah Selandia Baru.
Berdasarkan kejadian tersebut, LDK SALIM UNJ bersama Aliansi Lembaga Dakwah se-UNJ menyatakan sikap sebagai berikut.
- Menegaskan bahwa penembakan terhadap warga sipil di Christchurch, Selandia Baru pada hari Jumat tanggal 15 Maret 2019 merupakan aksi teror yang biadab.
- Mengutuk aksi teror berupa penembakan yang terjadi di Christchurch, Selandia Baru pada hari Jumat tanggal 15 Maret 2019.
- Mendesak pihak yang berwenang untuk menindak tegas pelaku teror.
- Mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak terpancing melakukan aksi balas dendam.
- Mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan video yang beredar karena dapat menimbulkan ketakutan.
- Mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mendoakan korban penembakan.
#TerrorismHasNoReligion
#PrayForChristchurch
#BersamaSahabatBermanfaatUntukNegeri