Kampus

Pemilu? Ini Pandangan Habib Ali Alatas

(13 Feb 19) Telah berlangsung audiensi dari LDK Salim UNJ dan FSLDK kepada Habib Ali Alatas. Maksud dan tujuan audiensi yaitu meminta nasihat dan pandangan Habib Ali mengenai bagaimana seharusnya sikap kita sebagai mahasiswa muslim dalam menyikapi momentum pemilu 2019. Selain itu kami juga menanyakan pandangan beliau terkait cara kami dalam menyampaikan nilai nilai tersebut terutama pemilihan legislatif yang banyak sekali partai – partai di dalamnya.

FSLDK menerangkan ada 3 poin yang dibangun oleh FSLDK Jadebek :

  1. Menghimbau mahasiswa muslim yang ada di kampus untuk tidak anti-politik, mencerdaskan mahasiswa yang tergabung di dalam FSLDK Jadebek
  2. Menghimbau masyarakat muslim untuk memilih pemimpin baik itu presiden atau calon calon legislatif yang berafiliasi terhadap islam
  3. Mengajak masyarakat muslim memilih partai yang juga berafiliasi terhadap islam.

Kita bermain dalam lingkup islamnya saja walaupun mungkin sudah jelas arahnya ke mana. Sebagai lembaga mahasiswa memiliki kesulitan untuk terang-terangan dalam berpihak ke salah satu calon karena lembaga formal yang berikatan dengan birokrasi kampus. Hanya kita ingin menyadarkan, mencerdaskan terkait 3 poin di atas, hasil – hasil ini adalah keputusan dari musyawarah di Markas FSLDK Jadebek, Rawamangun. Ada beberapa gerakan yang mau dibangun,

  • Talkshow di 5 sektor
  • Mabit di 3 kota
  • Social Experiment
  • Pawai dengan aliansi muslim

Ketua FSLDK Jadebek, Mujahid Rabbani Sholahudin memaparkan maksud dan tujuan silaturahim ke FPI Petamburan. “Setelah terjadinya momentum 212, politik Islam itu semakin menguat, rasa keinginan umat islam untuk membela dalam jalur konsesional semakin tinggi. Inilah yang menjadi munculnya pemberantasan kepada kelompok – kelompok yang ingin menegakkan Islam di NKRI. Mulai dari propaganda, labeling, bahkan sampai pembubaran. Untung saja saat itu FPI terhindar dari pemberantasan tersebut karena dukungan umat terhadap FPI luar biasa.”
“Tidak usah takut, karena barang siapa yang menolong agama Allah, bersungguh-sungguh, setiap langkah kita, usaha kita ketika niatkan karena itu maka didalamnya itu sudah ada pertolongan Allah.”

“Saat ini, saatnya hitam putih. Laa talbisul haq bil batil, Sekarang sudah saatnya garis lurus itu kita tarik, golongan yang di akhirat akan di sebelah kanan dan di sebalah kiri. Sudah saatnya kita terang – terangan menyerukan bahwa yang haq itu haq dan batil itu batil. Itulah yang intinya saya sampaikan.

Sekarang sudah tidak bisa kita berbicara orang per orang, bahwa di dalam suatu partai itu masih ada orang baik dan lain sebagainya. Walaupun itu fakta, tapi sekarang harus ada jurang pemisah maka dari itu saat ini pilihlah bukan sekadar caleg – caleg, tapi dari partai dan calegnya juga komitmen terhadap islam, penegakan syariat islam sehingga di FPI ada Pakta Integritas”

Salah satu isinya adalah siap menjunjung tinggi ayat suci di atas konstitusi, jadi siapapun partai atau calon legislatif yang ingin meminta dukungan kepada FPI harus mengisi Pakta tersebut. Karena kita sudah harus jelas, tidak lagi berbisik-bisik dalam hal ini.”

Karena di saat kita ingin membela kepentingan kita, musuh pun juga terang – terangan membeli kepentingan mereka. Jika saat ini mereka terang – terangan melarang perda syariah, melarang apa yang Allah halalkan (contoh poligami). Ketika Allah sudah menghalalkan maka halal, namun ketika ada larangan dari apa yang dihalalkan oleh Allah maka di situlah letak pelanggaran terhadap agama Islam.

Musuh sudah berani terang-terangan kenapa kita tidak mau memperjuangkan islam ?”
Allah pun membeda kan golongan Ashabul Yamin dan Ashabul Syimal, ada yang mendapat ganjaran dari sebelah kanan, dan ada yang rapot merah dari sebelah kiri. Allah membedakan mereka kenapa kita tidak mau membedakan mereka. Jadi jelas ya, Intinya, pemuda islam, umat islam, mahasiswa islam sudah wajib memilih calon yang komitmen terhadap Islam.

-Fadlan Karim-

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.